BEKASI TIMUR – Proyek pemeliharaan jalan lingkungan di Gang Lele RT 001/RW 006, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, menuai sorotan dari warga dan aktivis kontrol sosial. Pekerjaan yang dilakukan pada Sabtu malam (18/10/2025) itu diduga terdapat pengurangan kubikasi serta campuran cor yang terlalu encer akibat penambahan air berlebih.
Pantauan di lapangan memperlihatkan para pekerja tengah melakukan pengecoran di malam hari. Namun, kondisi material cor tampak terlalu cair dan ketebalan jalan terlihat tidak sesuai dengan standar teknis yang seharusnya.
Hal itu memicu perhatian dari Fari Rangga, anggota LSM Kampak RI (Komunitas Masyarakat Pengawas Anti Korupsi Republik Indonesia), yang menilai pekerjaan tersebut harus segera diaudit ulang oleh instansi terkait.
Menurutnya, proyek yang bersumber dari APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2025 itu berpotensi merugikan masyarakat bila dikerjakan tidak sesuai spesifikasi.
> “Kami menemukan indikasi pekerjaan tidak sesuai RAB. Campuran beton terlalu encer dan volume coran tampak dikurangi. Ini harus menjadi perhatian serius karena menggunakan uang rakyat,” tegas Fari Rangga, Sabtu malam (18/10/2025).
Ia menambahkan, LSM Kampak RI akan segera melayangkan surat resmi kepada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi untuk meminta klarifikasi dan melakukan pengecekan lapangan secara menyeluruh.
> “Kalau dibiarkan, kualitas jalan seperti ini tidak akan bertahan lama. Kami akan sampaikan laporan dan minta pihak dinas turun langsung mengevaluasi hasil pekerjaan di lokasi,” ujarnya.
Berdasarkan data di papan proyek, kegiatan tersebut merupakan Program Pemeliharaan Rutin Jalan – Paket 02, dengan pelaksana PT. Mega Inti Nabarat. Nilai kontrak pekerjaan tercatat sebesar Rp95.000.000 dengan masa pelaksanaan 75 hari kalender.
Warga setempat juga berharap agar BMSDA Kota Bekasi memperketat pengawasan terhadap setiap kegiatan fisik di lapangan, agar mutu pekerjaan benar-benar sesuai dengan spesifikasi teknis.
> “Kami hanya ingin hasilnya bagus dan tahan lama, karena jalan ini akses utama warga,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak pelaksana proyek maupun perwakilan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi belum memberikan keterangan resmi terkait temuan tersebut.
Berikan ulasan