Masuk atau Daftar
Bikin Artikel
    • Featured
    • Bekasi Banget
    • #Ocehan
    • Berita
    • Artikel
    Bikin Artikel

    Ayah dan Sepasang Tangan Kasar

    • Tulisan Bekasianer
    • Ulasan 0
    • prev
    • next
    • Bagikan
    • Beri Ulasan
    • Suka
    • Laporkan
    • prev
    • next
    Deskripsi

    Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang ayah bernama Ramdhan bersama anak tunggalnya, Rafi. Setiap hari, Ramdhan berangkat sebelum matahari terbit. Ia bekerja sebagai kuli bangunan—membawa semen, mengaduk pasir, memanggul batu bata. Tangannya keras, kulitnya menghitam akibat matahari, dan bajunya selalu berdebu.

    “Untuk apa Ayah kerja terus? Duitnya juga nggak seberapa,” kata Rafi suatu sore, dengan nada kesal. Ia remaja yang mulai beranjak dewasa, tapi lebih sering mengeluh daripada membantu.

    Ramdhan hanya tersenyum kecil. “Ayah kerja bukan buat kaya, Nak. Ayah kerja supaya kamu bisa sekolah, biar hidupmu nanti nggak kayak Ayah.”

    Namun, kata-kata itu hanya lewat di telinga Rafi. Ia sering merasa malu ketika teman-temannya menertawakan ayahnya yang berpakaian lusuh dan bersepatu bolong. Kadang, Rafi pura-pura tidak mengenal ayahnya ketika dijemput di depan sekolah.

    Suatu malam, Ramdhan pulang lebih larut dari biasanya. Hujan turun deras, dan tubuhnya menggigil. “Maaf, Nak, Ayah telat. Ada kerja tambahan,” katanya sambil menyerahkan selembar uang lusuh untuk biaya sekolah. Tapi Rafi menepisnya dengan kasar.

    “Sudah, Ayah simpan saja! Aku nggak butuh uang dari tangan kotor itu!” bentaknya.
    Ramdhan terdiam. Hanya angin malam yang jadi saksi air mata yang ditahannya.

    Beberapa hari kemudian, Ramdhan jatuh sakit. Paru-parunya lemah akibat terlalu sering menghirup debu dan bekerja di bawah panas terik. Ia tetap memaksa bekerja, karena Rafi akan segera ujian kelulusan. Namun suatu pagi, Ramdhan tak bangun lagi. Ia pergi dalam tidur—dengan tangan kasar yang masih menggenggam foto anaknya.

    Ketika Rafi membuka dompet ayahnya di hari pemakaman, ia menemukan secarik kertas kusut;

    “Kalau nanti Ayah nggak ada, jangan sedih ya, Nak. Cukup jadi orang baik, itu saja sudah cukup buat Ayah.”

    Air mata Rafi pecah. Tangannya gemetar menyentuh foto itu. Ia menangis sejadi-jadinya di atas pusara sang ayah.

    Kini, setiap kali melewati proyek bangunan, Rafi selalu berhenti sejenak. Ia memandangi para pekerja kasar dengan mata basah.

    “Maaf, Yah…” bisiknya pelan, “Aku baru tahu, tangan yang paling kotor… ternyata tangan yang paling suci untuk anaknya.”

    Diterbitkan pada
    5 November 2025
    Penulis
    Suara Bekasi
    mood_bad
  • No comments yet.
  • Berikan ulasan

    Tinggalkan Balasan · Batalkan balasan

    You must be logged in to post a comment.

    Baca artikel lainnya

    Sekjen Mahamuda Desak Ketum Golkar Copot Ketua DPRD Bekasi: “AD/ART Partai Jangan Dikangkangi”

    20 November 2025
    Cahaya
    Cahaya

    PROYEK DRAINASE DI CIMUNING DIDUGA KUAT DICOR ASAL-ASALAN — LSM KAMPAK RI: “INI PEKERJAAN KOTOR DAN BERBAU MANIPULASI”

    20 November 2025
    Cahaya
    Cahaya

    Anggota DPRD Kota Bekasi, Nawal Husni Sarankan Penambahan Rumah Sakit Untuk Pelayanan MCU Haji

    17 November 2025
    pediajabar
    pediajabar

    Pemasangan U-Ditch di Aren Jaya Diduga Asal Jadi, LSM Kampak RI Soroti Kualitas Proyek Konsolidasi Paket 04

    10 November 2025
    Cahaya
    Cahaya

    Bukan Sekadar Janji, NDC Buktikan Aksi di Jatiasih

    10 November 2025
    Cahaya
    Cahaya

    Rotasi - Mutasi Pejabat Kota Bekasi Dilakukan Tanpa Pembahasan Dengan DPRD. Cara Komunikasi Walikota Bekasi Dipertanyakan!!!

    3 November 2025
    pediajabar
    pediajabar

    Proyek Hotmix Jalan Caringin Mustikasari Diduga Tak Sesuai Volume, LSM TOPAN-RI Soroti Kualitas dan Tonase Aspal

    2 November 2025
    Cahaya
    Cahaya

    Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Bekasi Peduli Disabilitas

    1 November 2025
    pediajabar
    pediajabar

    PEKERJAAN PEMBANGUNAN TEMBOK PEMBATAS MAKAM DI RAWALUMBU DIDUGA ASAL-ASALAN, STRUKTUR TIDAK SESUAI STANDAR TEKNIS

    30 Oktober 2025
    Cahaya
    Cahaya

    tentang bEKASIANA

    • Profil
    • Tim

    Syarat dan Ketentuan

    • Ketentuan Layanan
    • Ketentuan Konten
    • Ketentuan Pengguna
    • UU ITE
    • Pedoman Media Siber

    PANDUAN

    • Manajemen Akun
    • Manajemen Konten
    • Mengenal Fitur
    • Tips Menulis

    BekasiAna adalah media komunitas yan berbasis di Kota Bekasi, Jawa Barat. Kami hadir menawarkan sesuatu yang baru dalam dunia publikasi lokal. Selamat menulis!

    Mulai Menulis

    @ 2020 – BekasiAna

    Instagram Facebook-f Twitter
    person
    Masuk

    Atau langsung masuk dengan

    Masuk dengan Google
    Masuk dengan Facebook
    personBelum punya akun?
    lockLupa password?
    person
    Bikin akun

    Data personal kamu hanya digunakan untuk keperluan aktivitasmu di BekasiAna. Dengan ini kamu menyetujui kebijakan privasi BekasiAna.

    Atau langsung masuk dengan

    Masuk dengan Google
    Masuk dengan Facebook
    Sudah mendaftar?

    Keranjang

      • Featured
      • Bekasi Banget
      • Facebook
      • Twitter
      • WhatsApp
      • Telegram
      • LinkedIn
      • Tumblr
      • VKontakte
      • Mail
      • Copy link