Mengawali tulisan ini saya ingin mengajak semua untuk mengingat kembali pernyataan Meneg BUMN, Erick Thohir tentang pentingnya akhlak. Penegasan ini mencerminkan pokok permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Bukan berarti menyederhanakan persoalan tetapi krisis akhlak yang menjadi problem mendasar bangsa harus menjadi perhatian serius.
"Kadang-kadang akhirnya (penyebab praktik korupsi adalah) manusianya, maka hal paling dasar yang harus diperhatikan salah satunya akhlak. Karena apapun yang kita lakukan dengan sistem apa pun kalau akhlaknya tidak bagus, ya percuma saja," demikian dituturkan Erick Thohir seperti dikutip Suara.com dalam diskusi ILC TV One yang ditayangkan Selasa (10/2/2020).
Faktanya sudah ribuan pejabat di negeri ini yang tersandung kasus korupsi. Tidak sedikit orang di penjara karena melakukan kejahatan dan tindakan tak terpuji. Banyak orang terhormat yang reputasi dan kredibilitasnya runtuh akibat tidak mampu menjaga perilaku. Singkatnya kompetensi dan prestasi yang diraih menjadi tak berharga jika kita tidak mawas diri.
Akhlak menurut bahasa adalah sifat, tabiat, budi pekerti atau perangai seseorang yang melekat pada dirinya. Sedangkan secara istilah akhlak adalah sifat seseorang yang terlihat dari tingkah laku orang tersebut. Akhlak adalah nilai diri yang menjadi elemen dasar dari setiap manusia. Begitu pentingya akhlak sehingga Rasulullah SAW diutus ke muka bumi tiada lain untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Nabi SAW bersabda,"Aku tidak diutus, kecuali untuk menyempurnakan Akhlak," Dalam ajaran Islam, akhlak bisa lebih penting dari ibadah ritual. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, bahwa si Fulan salatnya baik, puasanya baik, tetapi dia sering menggangu tetangganya. Lalu Nabi menjawab,"Dia di api neraka." Seseorang yang bisa mencapai kedudukan tinggi melebihi kedudukan orang yang banyak salat dan puasa adalah karena budi pekerti yang luhur.
Tantangan terbesar setiap orang dalam kehidupan adalah menjaga perbuatan agar tidak tergoda bujuk rayu setan. Seperti kita ketahui sejak awal mula penciptaannya Iblis sudah mendeklarasikan diri untuk menggoda umat manusia. Sombong, merasa lebih mulia karena diciptakan dari api dibanding manusia yang tercipta dari tanah, membuat Iblis menolak perintah Allah SWT agar bersujud kepada Nabi Adam AS.
Godaan yang sering menghinggapi kita adalah keserakahan dunia. Kisah diturunkan Adam ke bumi, diawali saat Adam dan Hawa memakan buah khuldi di surga. Allah melarang keduanya untuk memakan buah khuldi. Kemudian Iblis membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: ''Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (kekekalan) dan kerajaan yang tidak akan binasa?'' (QS 20:120). Keduanya terbujuk rayuan Iblis sehingga memakan buah khuldi tersebut dan akhirnya diturunkan ke bumi.
Sifat iri dengki menjadi ujian bagi setiap orang dalam menjalani kehidupan. Rasa iri menjadi pemicu peristiwa pembunuhan pertama kali dalam sejarah umat manusia. Kisah Qabil yang memiliki saudara kembar Iqlimiya yang berparas cantik. Sedangkan, Habil mempunyai saudara kembar Layudha yang berparas kurang menarik.
Ketika Nabi Adam AS hendak menikahkan mereka (Habil dengan Iqlimiya dan Qabil dengan Layudha), Qabil protes dan membangkang karena saudara kembar Habil jelek sedangkan saudara kembarnya sendiri cantik. Qabil menginginkan Iqlimiya untuk dirinya lantaran merasa lebih berhak sebagai saudara kembarnya.
Sejatinya kita mengetahui apa yang menjadi senjata setan dalam menjerumuskan kita agar tergelincir dalam perbuatan dzalim dan maksiat. Tiga penghancur paling ampuh yang membuat manusia tak berdaya dan membuatnya tersungkur dalam kehinaan, baik di dunia maupun di akhirat adalah tahta, harta dan wanita.
Motivator Arvan Pradiansyah menyebut tiga hal tersebut dengan istilah PMS yaitu power (tahta), money (harta) dan seks (wanita). Tidak sedikit pejabat publik yang hancur karirnya karena terjerat dalam godaan PMS. Kompetensi yang dimiliki mampu membawanya ke tempat terhormat, tapi celakanya harkat dan martabatnya terpuruk sebab tidak mampu menjaga akhlak (integritas).
Sejumlah pimpinan lembaga negara dan kepala daerah harus menanggalkan jabatannya karena terbukti melakukan korupsi. Selain itu ada yang terjungkal dari kedudukannya karena terlibat skandal perselingkuhan. Masih banyak contoh lain yang luput dari pemberitaan media massa. Sebab, Allah SWT masih menutupi aibnya dan memberi kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri.
Setan tidak pernah berhenti menggoda orang-orang baik agar mengikuti bisikannya. Kita menyadari bahwa setan lebih kuat dibanding manusia. Setan dapat berwujud dalam bentuk yang terlihat maupun tidak oleh mata kita. Karenanya, setiap detik kita memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk. Setan menggoda kita dalam rupa yang indah, menyenangkan, menggairahkan dan menarik perhatian, maka setiap saat kita mesti waspada dan selalu menjaga diri.
Dalam bermasyarakat (muamalah), seseorang yang mempunyai perilaku mulia (akhlakul karimah) akan selalu disenangi oleh sesama. Bila kita mampu berperilaku sesuai ajaran Islam maka akan memperoleh predikat hamba terbaik di mata Allah SWT serta mendapatkan balasan surga.
Perwujudan AKHLAK personal dalam organisasi atau lembaga selayaknya mengacu kepada nilai-nilai yang universal. AKHLAK menjadi landasan moral bagi siapapun yang ingin memperoleh kemuliaan di mata manusia dan Tuhan. Dalam praktiknya AKHLAK is spritual mindset, this is beyond profesionalism (Arvan Pradiansyah). Panduan perilaku yang tercermin dari AKHLAK meliputi amanah, kompetensi, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif yang dijabarkan sebagai berikut;
Amanah, yaitu memegang teguh kepercayaan yang diberikan merupakan perasaan hati sanubari yang hidup, yang mendorong manusia untuk menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak manusia serta melindungi semua amal perbuatan dari penyakit ifrath (berlebihan) dan tafrith (pengabaian). Amanah merupakan suatu keharusan dalam kehidupan ini. Rasulullah bersabda: Tidak ada keimanan bagi seorang yang tidak amanah dan tidaklah ada manfaat beragama bagi orang yang tidak memegang janji. (HR Ahmad).
Kompeten, semangat terus belajar dan mengembangkan kapabilitas yang berpengaruh penting dalam lingkungan kerja. Hal ini dikarenakan kompetensi berjalan beriringan dengan perkembangan suatu organisasi. Semakin tinggi kompetensi di lingkungan kerja, semakin tinggi pula kebutuhan organisasi agar lebih mudah mencapai tujuannya. Kompetensi juga membantu organiasasi untuk mengetahui sejauh mana setiap anggota dapat berkontribusi sesuai dengan visi misi organisasi/lembaga yang telah ditetapkan.
Harmonis, menumbuhkan rasa saling peduli dan menghargai perbedaan sebagai nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam menjaga hubungan yang harmonis antar sesama. Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya. Kepedulian dimulai dengan kemampuan mengubah cara pandang me first menjadi you first.
Loyal, selalu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Menurut Oxford Dictionary, pengertian loyalitas adalah the quality of being loyal sebagai giving or showing firm and constant support or allegiance to a person or institution. Loyal adalah tanda cinta yang dimaknai sebagai bentuk kerelaan berjuang dan mengorbankan ego pribadi demi kepentingan yang lebih besar. Loyalitas sebagai tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi. Loyalitas akan lebih banyak memberi (giving) daripada mengambil/menerima (getting).
Adaptif, terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan. Kemampuan atau keefektifan seorang individu untuk memenuhi standar kemandirian dan tanggung jawab sosial terhadap perubahan lingkungan sekitar. Sederhananya, perilaku adaptif bisa dilihat sebagai kematangan diri dan sosial seseorang dalam merespon perubahan. Dunia ini terus berputar maka kita harus siap menghadapi segala perubahan. Kemampuan adaptif tidak dibawa sejak lahir melainkan harus ditumbuhkan dalam diri kita seiring perjalanan hidup dengan selalu mengedepankan positif thinking.
Kolaboratif, membangun kerjasama yang sinergis. Membuka ruang partisipasi kepada banyak orang/kelompok untuk bekerja sama mencapai hasil yang diinginkan sekaligus melahirkan kepercayaan diantara para pihak. Kolaborasi dimaknai sebagai bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat, serta kejujuran.
Merujuk pada pernyataan Erick Thohir diatas, menjadi relevan bagi kita untuk melakukan introspeksi. Tanpa akhlak mulia maka yang kuat akan menindas yang lemah, yang pintar akan mengakali yang bodoh, yang kaya akan menjajah yang miskin, penguasa yang tidak berakhlak mulia akan selalu berbuat dhalim dan seterusnya. Akhlak mulia merupakan prasyarat mutlak kepemimpinan demi terwujudnya masyarakat yang damai, adil, dan sejahtera.**
Berikan ulasan