Pada hari Minggu, 29 Januari 2023, Bekasi kedatangan tamu sangat spesial. Pianis dan komponis internasional Ananda Sukarlan telah diundang oleh Signature Music Academy di Insitu Lake Experience di kompleks VIDA Bekasi.
Sejak pukul 11 pagi tujuh murid Signature Music ikut Masterclass Piano kemudian malamnya, ada 14 murid Signature yang dipilih mengikuti konser. Semuanya memainkan karya-karya Ananda Sukarlan, dan ini merupakan suatu keistimewaan dimana semua siswa bisa belajar langsung dari sang komponis lagu-lagu yang mereka mainkan.
Ananda sering bercanda dengan pendiri Signature Music, Fabian Febiano, menyebut kunjungannya ke "Planet Bekasi", sehingga beberapa murid yang dipilih mencoba memainkan beberapa karyanya yang berhubungan dengan "Planet" , seperti Waltzing Alien , Fanfare for the Arrival of the Aliens dll. yang semuanya diterbitkan di koleksi "Alicia's Piano Books".
Yang ingin mendengarnya, ada link dimainkan oleh sang komponis sendiri :
https://www.youtube.com/watch?v=JPNRnfpBa6s
Ada juga beberapa murid memainkan lagu anak-anak Indonesia yang digubah ulang secara keren dan tingkat kesulitan sedikit lebih tinggi untuk solo piano oleh Ananda, seperti :
-Toccata on Ibu Soed's "Lihat kebunku"
-Toccata on Ibu Soed's "Menanam Jagung"
-"The Owl" from sunset to late night (dari lagu "Burung Hantu").
Sangat menyenangkan mendengarnya, mengingat lagu-lagu tersebut kini sudah jarang dikenal oleh anak generasi sekarang. Pagelaran siswa ini mengingatkan kita pada lagu-lagu yang membawa banyak kenangan kepada generasi di atas kita, dan sudah selayaknya lagu-lagu indah tersebut diangkat lagi menjadi warisan musik Indonesia.
Selain itu beberapa pianis cilik juga main duet dari karya-karya komponis kebanggaan Indonesia yang dianugerahi gelar kesatriaan dari negara Italia "Cavaliere Ordine della Stella d'Italia" ini dalam buku barunya "Nusantara Bersama" yang berisikan aransemen kerennya untuk 1 piano 4 tangan berdasarkan 19 lagu-lagu daerah yang banyak juga sudah dilupakan, seperti Soleram, Gundul Gundul Pacul dll.
Pada sore hari, setelah semua masterclass selesai dan ada jeda sebelum konser siswa-siswa pukul 7 malam, Ananda mengadakan temu muka selama kurang lebih 1 jam dengan para orangtua, guru dan publik pada umumnya yang memenuhi gedung Insitu Lake House yang hijau dan sejuk di pinggir danau. Di situ pianis yang lulus Summa Cum Laude dari Koninklijk Conservatorium di Den Haag, Belanda ini mengatakan, metode mengajar anak-anak berbakat musik tidak boleh membosankan apapun alasannya, apalagi terlalu mengacu pada buku. Itulah sebabnya, dalam enam jilid kumpulan lagu piano klasik bikinannya, Alicia’s Piano Book, yang aslinya ditulis untuk "menyogok" putri semata wayangnya Alicia untuk terus berlatih piano, Ananda memilih taktik yang berbeda. Ia menghadirkan nomor-nomor menyenangkan yang tak bakal membuat bocah bosan. Misalnya lagu yang bercerita soal matahari terbenam, lari pagi, dan anjing pudel. Buku yang ia tulis sejak 15 tahun lalu itu dibikin berdasarkan pengalamannya mengajarkan piano kepada Alicia. Menurut Ananda, yang mengenalkan piano kepada Alicia saat usia si anak 5 tahun, banyak orang tua maupun guru les yang terlalu keras membenamkan ilmu musik klasik pada anak. Akibatnya, anak cenderung bosan dan memberontak. Yang parahnya bisa sampai ngambek dan kapok belajar musik klasik. Hal itulah yang ia hindari saat mengajarkan musik klasik kepada Alicia dan murid lainnya. “Saya enggak memaksa Alicia. Kalau sekarang dia enggak les piano lagi, enggak masalah,” katanya. Tapi ia tak mau Alicia kehilangan minat total pada musik jika ia sebagai orang tua terlalu berambisi memaksakan keinginannya. Dari pengalaman Ananda selama ini, hal itu akan berimplikasi negatif pada minat bermusik anak. “Selama ini banyak yang salah didik soal musik, menggunakan buku-buku metode yang kuno dan membosankan seperti Hanon, Burgmuller yang dulu dipakai waktu saya kecil, hingga akhirnya banyak anak yang sebetulnya berbakat, sekarang enggak minat musik klasik lagi,” kata musikus berbintang Gemini kelahiran 10 Juni 1968 yang masih tampak awet muda dan ganteng ini.
Kesalahan orang tua lainnya, menurut Ananda adalah mereka cenderung tak sabar mengajarkan musik klasik kepada anak. Ananda melihat banyak orang tua yang berpikir bahwa waktu beberapa bulan saja mestinya cukup bagi si anak untuk jago bermain piano klasik. Jika dalam jangka waktu singkat si anak belum mahir, sebagian orang tua menimpakan kesalahan pada sekolah musik. Pemikiran itu dianggap Ananda ngawur, karena kemampuan anak menyerap dan mempelajari musik klasik berbeda di setiap individu.
Acara keren Minggu kemarin disponsori oleh:
Ananda Sukarlan Center
VIDA Bekasi
Okayama Japanese Resto
Littletalk Coffee
Rockschool Indonesia
Berikan ulasan