Di hari terakhir selesai pekan remed dan Class Meeting pasca ujian semester, saya dilarang pulang oleh wali kelas karena nama saya masuk dalam daftar siswa yang akan dibawa di sidang pleno dewan guru dan wali kelas menentukan naik kelas atau tidak dan atau pindah sekolah, pilihan terakhir jika ingin naik kelas.
Saya diperintah menunggu diluar ruangan dengan tujuan bisa langsung tau hasil apa yang didapat dalam rapat tersebut ketika selesai. Akhirnya saya menunggu di bundaran cinta dengan perasaan harap-harap cemas. Dia, wali kelas dengan kesabaran yang luar biasa bilang sebelum masuk, "Saya bakal berusaha belain kamu, biar bisa tetep bertahan di Kemang (SMAN 1 SUKATANI) walaupun pasti susah," sambil masuk kedalam ruangan.
Saya merasa bersalah atas segala pembelaan beliau buat saya dihadapan para guru yang lain. Dan pada akhirnya, saya bisa bertahan bahkan sampai lulus di SMAN 1 Sukatani.
Saya yakin, banyak yang mengalami perlakuan seperti saya dari beliau, di perlakukan seperti anak sendiri. Kasih sayang dan dedikasi terhadap anak muridnya sangat luar biasa, kalo boleh dibilang tidak berlebihan, dia adalah Wali Kelas terbaik bagi saya selama pengalaman saya di dunia pendidikan.
Tadi siang saya kaget luar biasa, mendapat kabar kepergian beliau. Selama ini saya sering lihat beliau di medsos dalam kondisi sehat dan bahkan sangat ceria. Tapi sepertinya Tuhan lebih sayang kepadanya.
Seperti para guru yang lain, Ibu adalah pahlawan tapa tanda jasa. Semoga keikhlasan serta dedikasi luar biasa yang ibu berikan ke kami dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.
Selamat jalan bu. Saya, mereka dan kita semua sayang Ibu.
Wali Kelas terbaik. Dia, Ibu Dwika Hibridayanti.
Berikan ulasan