BEKASI - Kisah Isomudin menjadi inspirasi untuk mereka yang mau dan berani membuka peluang usaha. Kuncinya, doa, ikhtiar dan selalu menjaga kepercayaan konsumen.
Bisnis berdagang kambing sekaligus berternak menjadi pilihan Isomudin Haji Madinah. Sudah tahunan, pria asli Kampung Pengarengan, Kaliabang Tengah, Bekasi menggeluti usaha tersebut.
Baginya, usaha apapun asal halal dan tidak merugikan orang lain itu bakal menjadi keberkahan hidup. Buang rasa gengsi, fokus dalam bekerja, orang lain yang bakal menilai hasilnya.
"Saya dagang kambing dan sekaligus peternakan. Dasar awal, ya berani untuk mengambil risiko. Apapun itu usahanya yang penting halal," ujar Isomudin saat berbincang di lapak peternakan kambing, Jl. Kp. Pengarengan, Kaliabang, Kota Bekasi beberapa waktu lalu.
Masa kecil Isomudin memang di habiskan kampung Pengarengan. Berbekal pengetahuan tentang hewan, terutama ternak kambing, Ia kini terjun menjadi wirausaha peternakan.
Wisausaha peternakan kambing memang sudah lama digelutinya. Mengisi waktu dengan yang bermanfaat. Selain hobi memelihara hewan, juga menjadi salah satu sumber rezeki.
"Awalnya sih kita kerja di perusahaan. Sekarang kita mandiri. Bangun usaha sendiri, awalnya dari pemborong, merambah bisnis berternak kambing. Saya pikir, bisnis apa yang kira-kira enggak menyita waktu?, saya memutuskan berternak kambing," ceritanya.
"Prospek usaha kambing memang bisa jadi penopang ekonomi, jika kita serius menjalaninya. Jangan gengsi, sebab kita bangga bisa punya usaha sendiri," ujar pria yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren Bekasi tersebut.
Bukan hanya beternak kambing, Isomuddin juga punya usaha lain, bergerak dibidang properti rumahan, dan jasa pengeboran sumur.
"Bagi saya sudah cukup rezeki yang diberikan oleh Allah. Saya tidak lagi memikirkan kepentingan pribadi. Ke depannya saya bisa bermanfaat untuk orang banyak, terutama untuk masyarakat di lingkungan," tegasnya.
Kini, impian Isomudin tidak muluk-muluk. Ia ingin mengabdikan dirinya di masyarakat. bermanfaat untuk sesama. Sebab, secara perekonomian dirinya sudah cukup.
"Kedepannya, ingin berkontribusi untuk lingkungan tempat kelahiran saya. Membangun lingkungan, sehingga warga nyaman dan aman. Berbekal pengalaman di luar, berbaur dengan elemen masyarakat. Saya kira sudah waktunya bangun kampung," ucap Ia.
Ia melihat lingkungan tempat tinggalnya perlu berubah maju lebih baik lagi. Dari segi pola pikir, kemandirian ekonomi dan segala sektor kehidupan. Sehingga wilayahnya bisa kompetitif dalam segala hal dan siap menghadapi tantangan zaman.
"Kemandirian, manusia jika sudah mandiri dari segi ekonomi, hidupnya tenang. Ketenangan butuh kenyamanan, sebab itu perlu adanya keamanan dalam lingkungan. Jika sudah nyaman, maka perlu adanya pelayanan publik yang mudah dan transparan," ujar Isomudin.
Ia tidak ingin ide dan harapan tersebut bukan hanya sebatas retorika. Sebab itu jika dirinya dibutuhkan masyarakat, Ia siap mempimpin dan menjalankan cita-citanya membangun lingkungan sesuai konsep yang dicanangkan.
"Jika masyarakat memberikan amanah. Langkah pertama, saya benahi lingkungan. Mulai dari kebersihan saluran air, menata tata ruang dan merampungkan wadah (tempat) berupa kesekretariatan Rukun Warga," ucap Ayah tiga anak tersebut.
Dari segi sosial, Ia berharap bisa turun langsung melihat dan mendengar harapan warga secara utuh. Sebab dengan begitu, bisa lebih dekat dengan masyarakat.
"Kita rangkul semua elemen masyarakat yang ada di lingkungan. Bersama-sama bangun kampung. Solusi yang ingin saya lakukan, dengan menyediakan layanan call center 24 jam. Sehingga warga bisa melapor kapan saja," jelasnya.
Isomuddin terlahir dari keluarga religius. Sang Ayah seorang ustadz di lingkungan tempat Ia tinggal. Sebab itu, dirinya juga turut aktif di kegiatan keagamaan. Semisal, kegiatan taklim pengajian dan kegiatan keagamaan lainnya.
"Kampung kita ini terkenal dengan tokoh guru Muhammad Alwi, Guru Syarwani, Guru Zayani dan para ustad lainnya. Sebab itu, kita akan bersinergi dalam membangun masyarakat," Kata Isomudin.
Baginya, kebermanfaatan dan nilai kebaikan menjadi penting dalam fase hidup. Sesuai falsafah, sebaik-baik manusia, mereka yang bermanfaat untuk orang lain.
"Doa dan harapan saya bisa menebar kebaikan. Mengabdikan diri untuk masyarakat. Bekerja dengan ikhlas," pungkas Isomudin.
Reporter: Nazwa Ningtyas
Editor: Abraham Firdaus
Berikan ulasan