By : Gunarko
Waktu terus bergeser mendekati bangunnya sang surya dipagi hari, namun penulis belum bisa memejamkan mata sedikitpun, setelah menjalankan aktifitas disiang hari. Pikiran penulis terbang bersama sinar beta, alfa, gama di langit yang tinggi, untuk mengusir rasa jenuh karena tak kunjung lelap tidur, penulis mencoba browsing diinternet, mencari ilmu ilmu yang bisa dipelajari oleh penulis. Saat asiknya browsing, penulis menemukan situs terkait Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Budiyanto. Ya dalam situs tersebut tertulis riwayat profil beliau. Kisah perjalanan hidup sosok Budiyanto yang tak semua orang mengetahui.
Setiap kehidupan adalah sumber cerita dimana setiap manusia pasti memiliki kisah hidup penuh warna yang mengandung hikmah bagi orang lain. Terlebih bagi seorang sosok teladan atau publik figur yang selama ini menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi lingkungan dan masyarakat luas. Namun seringkali tak banyak orang yang tahu bagaimana kehidupan masa kecil dan remaja Budiyanto, latar belakang keluarga, masa sekolah, perjuangan penuh keringat dan air mata melewati masa-masa sulit, meniti karier, dan peristiwa-peristiwa dalam hidup yang telah menempa Budiyanto hingga menjadi sosok pembawa perubahan seperti saat ini.
Penulis mencoba menarik benang merah hubungan Budiyanto sekarang dengan masa lalunya berdasarkan data profil yang terpapar saat browsing, Budiyanto masa kecilnya tak banyak diceritakan, hanya tertulis bersekolah di SDN Pasirtanjung 03, Pasirtanjung adalah desa di Kecamatan Cikarang Pusat, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Pasirtanjung terdiri dari beberapa kampung di antaranya: ranca paray, ranca kaso, paparean, patola, babakan awug, cilampayan, sampora, ranca gadung. Pasirtanjung merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.
Menginjak remaja setelah lulus Sekolah Dasar Budiyanto memasuki SMPN 2 Lemahabang, sebuah sekolah baru afiliasi SMPN 1 Lemahabang yang berada di Kampung Bugelsalam Desa Sertajaya Cikarang Timur yang sekarang berubah menjadi SMPN 1 Cikarang Timur tepat berada di belakang Stadion Wibawa Mukti Cikarang, penulis tidak mengetahui mengapa pilihan beliau bersekolah di Karawang. Saat di SMP ini jiwa kepemimpinan Budiyanto terasah, beliau menjadi Ketua Osis SMPN 2 Lemahabang.
Lepas dari SMPN 2 Lemahabang, Budiyanto diterima pada sekolah negeri di SMAN 5 Karawang, salah satu sekolah negeri favorit era jamannya. Dari 9 kali bagi raport, tercatat Budiyanto selalu menjadi juara ke 1 dan 2 kali menjadi juara umum dan satu kali menjadi ranking 2 karena sempat berpacaran dengan teman sekelasnya. Menyadari nilai anjlok akibat pacaran, Budiyanto langsung fokus kembali belajar dengan fokus dan rajin. Tak banyak riwayat dikisahkan saat SMA termasuk riwayat organisasi, penulis hanya bisa berpikir positif saja, mungkin beliau fokus mempersiapkan diri saat itu untuk diterima di salah satu Universitas Negeri. Dan ternyata Budiyanto dipesankan ibunda tercintanya semasa SMA diminta fokus belajar jangan dulu berorganisasi, "mamah minta AA jangan berorganisasi seperti di SMP terlalu sibuk, fokuskan belajar agar nilainya bagus", ternyata itulah pesan keridhoan orangtua yang dilakukan Budiyanto.
Setelah lulus dari SMA dengan predikat salah satu lulusan terbaik SMAN 5 Karawang, Budiyanto diterima di salah satu Universitas Negeri, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur tes UMPTN adalah pilihan terbaik Budiyanto. Di dunia kampus ini bakat kepemimpinan Budiyanto dilanjutkan, atas izin orangtua Budiyanto aktif dan tercatat sebagai Ketua Umum Himpunan Jurusan Budidaya Perairan IPB Periode 1999-2000, Ketua BEM Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan IPB Periode 2000-2001. Serta Prestasi & Penghargaan juga ditorehkan, Juara 1 Nasional Kelompok Penelitian Mahasiswa, Riset Kelautan Nasional di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Seawatch BPPT MENEGRISTEK RI, Departemen Kelautan dan Perikanan RI dan IPB Bogor 2003, Finalis Lomba Karya Inovatif Produktif (LKIP) Mahasiswa Tingkat IPB, LPM IPB, Ketua Tim Peneliti, Finalis Lomba Karya Inovatif Produktif (LKIP) Mahasiswa Tingkat Nasional, LPM IPB-DIKTI Diknas, Finalis Kelompok Alternatif Mahasiswa (KAM) LPM IPB-DIKTI Departemen Pendidikan Nasional.
Namun ada catatan yang menarik bagi penulis, yakni Budiyanto pernah menjadi marbot dan muadzin masjid kampus Al-Hurriyah IPB Bogor. Marbot adalah istilah yang diberikan kepada seorang yang bertanggung jawab mengurus keperluan masjid, terutama yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan tempat ibadah tersebut. Muadzin atau Mu'azzin adalah orang atau beberapa orang terpilih di masjid yang ditugaskan untuk mengumandangkan panggilan ibadah, yaitu "Azan" dan "Iqamah", dari sini penulis berkesimpulan sosok Budiyanto agamis saat menuntut ilmu di perguruan tinggi. Dari riwayat singkat tersebut, bisa penulis pandang kisah percintaan Budiyanto tidak semulus pendidikannya disaat kuliah, penulis menilai Budiyanto sosok seseorang yang lebih memilih pendidikan dibandingkan kisah percintaan. Terbukti pengabdiannya menjadi seorang marbot.
Waktu berjalan begitu cepat, penulis bertanya pada diri sendiri, perasaan aneh macam apa ini? mungkin ini cuma perasaan saja atau mungkin ini hanya semacam efek samping dari tidur yang kurang nyenyak di malam sebelumnya. Tiba tiba penulis terhentak kaget, ternyata apa yang terjadi pada penulis adalah sebuah mimpi, penulis bangun dari mimpi, ya mimpi penulis menulis sebuah biografi seorang tokoh di Kabupaten Bekasi dengan seabrek prestasi, pengusaha sukses dan Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Bang Budiyanto S.Pi.
🙏🙏🙏
You must be logged in to post a comment.
Nauval Supratman
26 Mei 2021 at 1:51 pmMantap abangkuh , maju terus untuk memajukan Kab.Bekasi ke arah lebih baik.