Kunjungan pianis dan komponis ternama Ananda Sukarlan ke Bekasi pada 28-29 September 2024 dalam rangkaian acara Kompetisi Piano Nusantara Plus ( KPN+ ) telah menginspirasikan pentingnya pendidikan musik dan seni pada umumnya sejak usia dini. Sang Maestro yang baru saja bulan ini mengunjungi Finlandia untuk serangkaian konser, ceramah dan seminar ini memulai kunjungannya ke Bekasi dengan sebuah "meet & greet" (temu muka) dan berdiskusi dengan hadirin yang semuanya menginginkan pendidikan musik yang baik untuk anaknya, serta beberapa guru musik. Acara diadakan hari Sabtu 28 September di Hotel Santika Mega City, dan dipandu oleh Fabian Febiano, pendiri Signature Music Academy yang juga bertindak sebagai penyelenggara Kompetisi Piano Nusantara Plus region Bekasi.
"Indonesia butuh revolusi pendidikan seni karena selama ini semua kesenian diajarkan dengan cara yang sama dengan pendidikan ilmu pasti, dan itu tidak tepat, Semua orang memiliki cara berpikir yang berbeda dan itu tidak dapat diseragamkan, harusnya imajinasi siswa dikembangkan secara bebas. Kalau 1+1 ya semua orang harus bilang 2, tapi kalau warna langit tidak hanya biru. Di Jakarta abu-abu kalau siang, di luar Jakarta warna langit berubah kalau matahari terbenam, dan itu berbeda-beda di persepsi setiap orang. Di sinilah peranan pendidikan seni sangat penting", itu inti pemikiran sang pianis yang adalah satu dari sangat sedikit warganegara Indonesia yang menerima anugerah penghargaan sipil tertinggi dari dua negara: Real Orden de Isabel la Catolica dari Raja Felipe VI di Spanyol dan Cavaliere Ordine della Stella d'Italia dari Presiden Sergio Mattarella.
"Untuk merevolusi pendidikan, kita harus menggunakan prinsip Ki Hajar Dewantara yang konsepnya beliau formulasikan dengan Maria Montessori yang merupakan teman diskusinya saat beliau di Eropa, tapi justru Metode Montessori kini lebih diakui di Indonesia. Bahkan saya baru balik dari Finlandia, dan para guru di sana pun mengakui pemikiran Ki Hajar Dewantara (atau Soewardi Soerjaningrat nama aslinya), terutama dengan metode Sariswara yang ia temukan. Finlandia itu diakui sebagai negara nomor satu di dunia dalam kualitas pendidikannya. Juga Tut Wuri Handayani, ‘bimbinglah dari belakang’ harus diterapkan dalam pendidikan seni. Dalam prinsip Ki Hajar Dewantara pendidikan dasar itu dimulai dengan pendidikan seni.
Pendidikan seni harus mengedepankan kemampuan 3 K : Kreativitas, Kolaborasi dan Komunikasi.
Negara-negara di Eropa bisa lebih maju dibandingkan dengan Indonesia karena mereka dapat menghargai individu yang memiliki cara berpikir unik, bukan ikut-ikutan sekelilingnya. Setiap individu harus berkembang imajinasi dan kreativitasnya, karena kekuatan bangsa itu ada di kekuatan tiap individu yang berbeda dan bisa menghargai perbedaan.
Pertama kita harus kembangkan imajinasi kita untuk tahu tujuan ke depan, cara merealisasikan imajinasi tersebut dengan kreatifitas. Setelah itu ilmu pengetahuan akan datang seiring jalannya kedua hal tersebut", demikian tandas Ananda Sukarlan yang hari berikutnya menjuri KPN+ di tempat yang sama bersama Randy Ryan, pianis muda pemenang Ananda Sukarlan Award (ASA) 2012 dan lulusan dua perguruan tinggi musik paling prestisius di Amerika Serikat : Juilliard School of Music (New York) dan Peabody School of Music (Baltimore) di bawah pianis dunia Leon Fleisher almarhum.
Ada 73 peserta (pianis dan vokalis klasik) mengikuti KPN+ di Hotel Santika Mega City. Para pemenang region Bekasi, bersama para pemenang region lainnya mendapatkan hak untuk bertanding di babak Final di Jakarta, 8 Desember nanti. Nantinya para pemenang babak Final KPN+ dapat langsung memasuki babak Final tanpa melewati babak penyisihan di kompetisi musik klasik paling bergengsi di Nusantara, Ananda Sukarlan Award bulan Juli 2025.
Para pemenang KPN+ region Bekasi adalah :
USIA DINI B
Juara 2 : Tara Zea Arisha & Biandra Cetta Kanaya
Juara 3 : Hiraluna Adybianca Kamizea & Emilia Latisha Arya Sariwijaya
USIA DINI C
Juara 2 : Gemma Anindita Prasanto & Patrisius Aldrian Prasetyo
Juara 3 : Obed Abhirama Cahyono & Tama Simanjuntak
PEMULA B
Juara 1 : Easton Soetemo
Juara 3 : Gian Yesaya Corinthian Silitonga
PEMULA C
Juara 1 : Aryasatya Bisma Pandega
Juara 2 : Michael Tristan Waradana
MENENGAH C
Juara 3 : Hayomi Kiranaura Kamizoya & Christian Romeo P Manik
LANJUTAN C
Juara 3 : Charity Shalom Silalahi
PIANO DUET
Juara 1 : Laurencia Karen Haripin & Laurencius Steven Haripin
Juara 2 : Roderikus Seto Novandi Juara & Bernardinus Enosh Wicaksana
Juara 3 : Gisela Vionita Chistiani Santoso & Maria Raskita Febriani
Juara 3 : Alfonsus Jastin Dat Malem Surbakti & Axelle Dimas Khan Ristyoputra
TEMBANG PUITIK
Juara 2 : Achmad Akbar Rifanda & pianis Yosia Elnino Yuananda
Juara 3 : Freya Murti Pramudita & pianis Yosia Elnino Yuananda
(Keduanya kebetulan menyanyikan tembang puitik yang sama, yaitu "Perempuan Bersayap Malaikat", gubahan Ananda Sukarlan dari puisi dengan judul yang sama karya Muhammad Subhan).
Bekasi adalah kota setelah Tangerang yang minggu lalu menyelenggarakan Kompetisi Piano Nusantara Plus. (Baca https://bekasiana.com/listing/musik-klasik-digandrungi-di-tangerang-bekasi/ ) . Kota berikut adalah Depok, hari Minggu 6 Oktober nanti yang akan diadakan di Auditorium Fakultas Budaya Universitas Indonesia, dan diselenggarakan oleh lembaga KITA Anak Negeri. Ananda Sukarlan akan didampingi oleh Gwynn Elizabeth Sutanto sebagai juri. Gwynn Elizabeth adalah pianis muda peraih Master of Music dari Royal Conservatoire of Scotland di bawah bimbingan Stephen Coombs, setelah sebelumnya meraih Bachelor of Music di University College Sedaya International di Malaysia, di bawah Prof. Dr. P'ng Tean Hwa.
Berikan ulasan