Fenomena pendidikan karakter mencakup upaya sistematis untuk mengembangkan nilai-nilai etika, moral, dan kepribadian siswa selama proses pendidikan. Ini melibatkan pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan membangun sikap positif, tanggung jawab, serta moralitas. Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan. nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter diintegrasikan dalam pembelajaran IPS mulai dari persiapan guru, materi, metode, dan penilaian. Metode yang berpengaruh dalam pembelajaran tersebut adalah ceramah dan diskusi, karena dengan metode yang bervariasi siswa termotivasi. Faktor pendukung pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS antara lain adanya tata tertib yang terpajang di setiap kelas, kultur sekolah, nilai kepesantrenan, dan dukungan dari semua pihak. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain sarana dan prasarana, dana dan pembiayaan, program, buku penunjang tentang pendidikan karakter. Tujuan dari pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan nilai moral siswa, seperti jujur. disiplin, tanggung jawab, toleransi, kerjasama, dan cinta tanah air.
Data mengenai fenomena pendidikan karakter di Indonesia yaitu menurut survei karakter siswa yang dilakukan oleh Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan tahun 2021, indeks karakter siswa jenjang pendidikan menengah berada di angka 69,52, turun dua point dari angka indikatif tahun lalu (71,41). Penyebab penurunan angka indeks ini diduga kuat karena efek pandemi covid 19 yang mempengaruhi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pendidikan karakter dianggap sebagai kunci pendidikan berkualitas di Indonesia, karena tidak hanya memerlukan orang-orang yang cerdas, tetapi juga orang-orang yang memiliki karakter baik. Pendidikan karakter harus ditanamkan dalam sistem pendidikan Indonesia agar membentuk karakter peserta didik yang bermoral, menjunjung tinggi kejujuran, dan memiliki rasa toleransi antar sesama.
Krisis moral remaja Indonesia menjadi bukti perlunya pendidikan karakter dan moral di sekolah. Banyak kasus yang menunjukkan rendahnya moral remaja, seperti perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan lain-lain. Pendidikan karakter dan moral harus menjadi bagian dari kurikulum pendidikan yang dapat mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa. Problematika pendidikan di Indonesia masih menjadi catatan penting, karena pendidikan yang buruk akan menciptakan generasi yang buruk selanjutnya. Menurut data Komisi Nasional Perlindungan Anak, 62,7 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan, 93,7 persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 21,2 persen remaja SMP dan SMA pernah melihat film porno. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan karakter dan moral di sekolah.
Menanamkan pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS adalah salah satu upaya untuk membentuk generasi yang berkualitas, berakhlak mulia, dan berjiwa pancasila. Pendidikan. karakter adalah proses pengembangan nilai-nilai moral, sosial, dan kultural yang sesuai dengan. tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan sebagai media untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menanamkan pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS yaitu:
Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kurikulum, materi, metode, dan evaluasi pembelajaran IPS. Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPS antara lain adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Guru dapat merancang pembelajaran IPS yang sesuai dengan karakteristik siswa, konteks sosial, dan kebutuhan masyarakat. Guru juga dapat memilih materi dan metode yang relevan dan menarik. untuk menyampaikan nilai-nilai karakter kepada siswa. Selain itu, guru dapat menggunakan evaluasi yang tidak hanya mengukur aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik siswa.
Membiasakan siswa untuk melakukan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran IPS. Guru dapat memberikan contoh, motivasi, dan penguatan positif kepada siswa untuk melakukan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter. Misalnya, guru dapat mengajak siswa untuk berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, membantu teman yang kesulitan, menghargai pendapat orang lain, bekerja sama dalam kelompok, bertanggung jawab atas tugas, dan jujur dalam menjawab soal. Guru juga dapat memberikan feedback dan saran kepada siswa untuk meningkatkan perilaku karakter mereka.
Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS. Orang tua dan masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa. Guru dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang tua dan masyarakat untuk menyelaraskan nilai-nilai karakter yang diajarkan di sekolah dengan yang diterapkan di rumah dan lingkungan. Guru juga dapat mengajak orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran IPS, seperti studi lapangan, kunjungan industri, pameran, dan lomba. Dengan demikian, pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS dapat berlangsung secara holistik dan berkesinambungan.
Beberapa materi IPS yang dapat digunakan untuk menanamkan pendidikan karakter yaitu:
Sejarah: Materi sejarah dapat mengajarkan siswa tentang nilai-nilai kebangsaan, patriotisme, toleransi, dan belajar dari masa lalu. Siswa dapat mempelajari perjuangan para pahlawan, peristiwa-peristiwa penting, dan budaya-budaya bangsa Indonesia. Siswa juga dapat menghargai keragaman dan persatuan bangsa, serta mengambil hikmah dari kesalahan dan keberhasilan di masa lalu.
Geografi: Materi geografi dapat mengajarkan siswa tentang nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan, keseimbangan ekosistem, dan kerjasama antarwilayah. Siswa dapat mempelajari tentang bentang alam, iklim, sumber daya alam, dan pembangunan wilayah di Indonesia dan dunia. Siswa juga dapat menyadari pentingnya menjaga dan memanfaatkan lingkungan secara bijak, serta berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
Sosiologi: Materi sosiologi dapat mengajarkan siswa tentang nilai-nilai sosial, seperti gotong royong, solidaritas, empati, dan demokrasi. Siswa dapat mempelajari tentang struktur dan dinamika masyarakat, interaksi sosial, konflik dan integrasi sosial, serta perubahan sosial. Siswa juga dapat mengembangkan sikap dan perilaku yang positif, menghormati hak dan kewajiban, serta berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Ekonomi: Materi ekonomi dapat mengajarkan siswa tentang nilai-nilai kemandirian, kreativitas. kewirausahaan, dan tanggung jawab. Siswa dapat mempelajari tentang konsep-konsep ekonomi, sistem ekonomi, kegiatan ekonomi, dan masalah ekonomi. Siswa juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan solutif dalam menghadapi persoalan ekonomi, serta mengelola keuangan secara cerdas dan produktif.
Ada perbedaan antara pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya. Berikut adalah beberapa perbedaan antara pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya yaitu:
Pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS lebih menekankan pada nilai-nilai sosial, kultural, dan kewarganegaraan yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sedangkan pendidikan karakter melalui mata pelajaran lainnya lebih menekankan pada nilai-nilai yang sesuai dengan bidang ilmu atau keterampilan yang dipelajari, seperti agama, bahasa, matematika, IPA, seni, dan olahraga. Pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS lebih menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu menghubungkan materi IPS dengan situasi dan permasalahan yang nyata di masyarakat. Sedangkan pendidikan karakter melalui mata pelajaran lainnya lebih menggunakan pendekatan yang bervariasi sesuai dengan karakteristik dan tujuan mata pelajaran tersebut, seperti pendekatan saintifik, inkuiri, discovery, problem solving, dan lain-lain.
Pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS lebih memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari lingkungan sosial, seperti sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi. Sedangkan pendidikan karakter melalui mata pelajaran lainnya lebih memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari berbagai bidang ilmu atau keterampilan, seperti kitab suci, kamus, buku teks, alat peraga. laboratorium, dan lain-lain.
Adapula cara pembelajaran guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang mendukung perkembangan karakter positif melalui pembelajaran IPS adalah dengan menggunakan gaya pengajaran yang variatif. Gaya pengajaran yang variatif dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. minat, dan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Dengan demikian, siswa dapat merasa tertantang, termotivasi, dan terlibat dalam proses pembelajaran. Selain itu, gaya pengajaran yang variatif juga dapat mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam materi IPS, seperti kejujuran, tanggung jawab, toleransi, kerjasama, dan kreativitas. Misalnya, guru dapat menggunakan metode diskusi, simulasi, role play, atau proyek untuk mengajarkan konsep IPS sekaligus melatih keterampilan sosial dan komunikasi siswa. Guru juga dapat memberikan contoh-contoh nyata dari tokoh-tokoh IPS yang memiliki karakter positif, seperti pahlawan nasional, ilmuwan, atau aktivis. Dengan cara ini, siswa dapat belajar IPS tidak hanya sebagai ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai cara hidup yang bermakna dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Dan adapula peran orang tua dalam mendukung pendidikan karakter yang diajarkan melalui mata pelajaran IPS adalah orang tua harus menjadi contoh bagi anak-anak dalam menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan, seperti jujur, disiplin, toleran, dan bertanggung jawab. Orang tua harus mendampingi dan memberi bimbingan kepada anak-anak dalam proses pembelajaran IPS, seperti membantu mengerjakan tugas, memberi motivasi, memberi saran, dan memberi apresiasi. Orang tua harus berkomunikasi dengan guru IPS di sekolah untuk mengetahui perkembangan dan kebutuhan anak-anak dalam pembelajaran IPS, serta memberi masukan dan dukungan kepada guru dalam melaksanakan pendidikan karakter. Orang tua harus mengajak anak-anak untuk mengamalkan nilai-nilai karakter yang dipelajari dalam IPS di lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan alam, seperti menghormati orang tua dan tetangga, gotong royong, menjaga kebersihan, dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Kesimpulan tentang menanamkan pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS adalah Pendidikan karakter adalah proses pengembangan nilai-nilai moral, sosial, dan kultural yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan sebagai media untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah. Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPS antara lain adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Cara-cara untuk menanamkan pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS adalah mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kurikulum, materi, metode, dan evaluasi pembelajaran IPS, membiasakan siswa untuk melakukan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran IPS, dan melibatkan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS. Pendidikan karakter melalui pembelajaran IPS memiliki perbedaan dengan pendidikan karakter melalui mata pelajaran lainnya, yaitu lebih menekankan pada nilai-nilai sosial, kultural, dan kewarganegaraan, lebih menggunakan pendekatan kontekstual, dan lebih memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari lingkungan sosial.
Berikan ulasan