GENDER - Pembicaraan mengenai gender semakin hangat diperbincangkan mengenai kemajuan perkembangan kaum perempuan maupun posisi dan status perempuan dalam kesetaraan dengan kaum pria.
Pada satu sisi hubungan gender menjadi suatu persoalan tersendiri, padahal secara fakta persoalan emansipasi perempuan masih belum sepenuhnya mendapat respon yang positif dari semua kalangan, Selama ini yang terjadi adalah kondisi sosial dimana masyarakat masih sangat menonjolkan peran laki-laki.
Isu gender sebagai suatu wacana dan gerakan untuk mencapai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan telah menjadi pembicaraan yang cukup menarik dikalangan masyarakat terutama masyarakat yang sudah maju.
Ada berbagai pendapat dan pandangan yang berbeda-beda perihal wacana kesetaraan gender tersebut, sebagian ada yang pro dan sebagian ada yang kontra. Gender sebagai suatu keyakinan yang berkembang di dalam masyarakat melalui proses secara turun temurun, selain itu gender juga bisa dikatakan sebagai perbedaan perempuan dan laki-laki berdasarkan realita yang tercermin dalam kehidupan sosial yang berawal dari keluarga.
Dalam perkembangannya konstruksi gender ini menghasilkan ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan. Ideologi gender menjadi rancu dan merusak relasi perempuan dan laki-laki ketika dicampuradukkan dengan pengertian seks (jenis kelamin). Karena masyarakat tidak dapat membedakan perbedaan seks dan gender dengan benar, maka muncullah masalah gender yang berwujud pada ketidakadilan gender yang dialami oleh kaum perempuan.
Salah satu ketidakadilan gender yang dialami oleh perempuan adalah posisi perempuan yang lebih rendah, yang disebabkan oleh budaya patriarki yang masih mengakar kuat pada masyarakat Sistem patriarki yang mendominasi kebudayaan masyarakat menyebabkan adanya kesenjangan dan ketidakadilan gender yang mempengaruhi hingga ke berbagai aspek kegiatan manusia.
Misalnya seorang perempuan akan dikritik saat memiliki pendidikan yang tinggi, mungkin dari kalian pernah mendengar kalimat seperti "perempuan itu buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya didapur" secara tidak langsung masyarakat kita menganggap bahwa pendidikan tinggi yang perempuan tempuh akan sia-sia jika sudah menikah, banyak yang berpikir jika perempuan itu ya tugasnya mengurus rumah, mengurus anak dan mengurus suami.
Hal ini menyebabkan perempuan diletakkan pada posisi ketidakadilan. Pembatasan-pembatasan peran perempuan oleh budaya patriarki membuat perempuan menjadi terbelenggu dan mendapatkan perlakuan diskriminasi. Ketidaksetaraan antara peran laki-laki dan perempuan ini menjadi salah satu hambatan struktural yang menyebabkan individu dalam masyarakat tidak memiliki akses yang sama.
Penulis.
(Lulu Luthfiah Sabrina)
Berikan ulasan