Kota Bekasi — Pekerjaan konstruksi jalan di wilayah Kota Bekasi dengan menggunakan aspal (Hotmix) masih kerap menuai sorotan. Pasalnya, sejumlah proyek yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi Tahun 2025 diduga tidak sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan.
Salah satunya pada kegiatan “Pemeliharaan Jalan Kota Bekasi Jalan Caringin Dekat SDN III Mustikasari, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya” yang diselenggarakan oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi. Proyek tersebut dikerjakan oleh penyedia PT Khasea Bersaudara Ha9nkoe dengan nilai anggaran mencapai Rp1.888.817.013,-.
Saat ditemui di lokasi pekerjaan, Agung, selaku Konsultan Pengawas, menjelaskan kepada awak media bahwa volume pekerjaan memiliki panjang 670 meter, lebar 5 meter, dan ketebalan total 10 sentimeter. “Malam ini hari pertama untuk gelaran penebalan 6 cm, target pekerjaan tiga hari,” ujarnya (31/10).
Namun, keterangan tersebut berbeda dengan data yang disampaikan Pengawas dari DBMSDA Kota Bekasi. Menurutnya, volume panjang pekerjaan adalah 665 meter dengan lebar dan ketebalan yang sama. Ia juga menyebut bahwa untuk malam pertama, terdapat 25 truk material aspal yang dikirim ke lokasi.
Sementara itu, salah satu pegawai dari pihak Asphalt Mixing Plant (AMP) PAESA membenarkan adanya pengiriman material aspal. “Malam pertama 25 mobil, malam ke dua 22 mobil, dan malam ke tiga sekitar 18 mobil,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Yohanes L. Tobing, SH, dari LSM Team Operasional Penyelamatan Asset Negara Republik Indonesia (TOPAN-RI), menilai adanya dugaan ketidaksesuaian antara volume pekerjaan dan jumlah tonase aspal yang digunakan oleh penyedia.
“Kalau melihat dari volume keseluruhan seperti yang dijelaskan konsultan, yakni 670 meter panjang, 5 meter lebar, dan tebal 10 cm, seharusnya kebutuhan aspal mencapai sekitar 804 ton. Tapi kalau dilihat dari data pengiriman AMP yang hanya 65 truk dengan kapasitas rata-rata 10 ton per truk, berarti hanya sekitar 650 ton yang dipesan,” jelas Yohanes, Jumat (31/10/2025).
Yohanes juga menyoroti potensi pengurangan kualitas lapisan jalan yang akan berdampak pada daya tahan hasil pekerjaan. Diketahui, jenis lapisan yang digunakan yaitu AC-BC (asphalt concrete binder course) dengan ketebalan 6 cm, disusul AC-WC (asphalt concrete wearing course) setebal 4 cm.
Lebih lanjut, Yohanes mendesak DBMSDA Kota Bekasi untuk segera melakukan pemeriksaan mendalam terhadap surat jalan dan dokumen pengiriman material aspal milik penyedia.
“Surat jalan itu bukti penting untuk mengetahui jumlah pasti material yang dikirim dan digelar di lapangan. Kalau jumlahnya tidak sesuai, berarti ada indikasi pengurangan volume yang harus ditindak tegas,” tungkasnya
Berikan ulasan