Perusahaan raksasa milik dua pemerintahan Bekasi tengah diterjang badai. Satu per satu masalah mulai muncul. Terutama soal pembayaran piutang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi tahun 2019 mulai terkuak. Hasil laporan rencana kerja dan anggaran perusahaan PDAM Tirta Bhagasasi tahun 2019 disebutkan pembayaran hutang mencapai Rp74.690.927.460.
Sebenarnya, sekelas perusahaan plat merah itu dinilai mampu membayar utang tersebut. Dengan kekuatan jaringan pelanggan air minum terbesar di Bekasi, mereka sudah tak lagi memakai banyak pertimbangan. Bayangkan, jumlah pelanggannya sekarang sudah mencapai 250 ribu rumah tangga. Itu belum yang waiting list. Kalau diperkirakan setiap bulan perusahaan itu mampu mendapat meraup uang miliaran rupah dari pelanggan.
Tapi permasalahannya bukan disitu. Justru banyak orang bertanya-tanya untuk apa utang sebesar itu terus dipikul. Padahal, kalau mereka mau, dengan kemampuan modal yang dimilikinya justru dapat mengcover kebutuhan operasional perusahaan.
Bayangkan, pendapatan PDAM Trita Bhagasasi cukup fantastis setiap tahunnya. Kalau dihitung, totalnya bisa ratusan miliar rupiah. Terutama dari sektor penerimaan usaha air, penerimaan usaha non air, dan penerimaan non operasi.
Lantas, apakah ada memang yang sengaja berhutang. Atau memang utang itu diperlukan demi membangun kualitas sarana dan prasarana perusahaan. Sebentar, saya mau buka catatan. Bukannya setiap tahun PDAM Tirta Bhagasasi itu mendapat suntikan dana dari APBD Kota dan Kabupaten Bekasi.
Tahun 2020 saja, suntikan dana yang digelontorkan dari kas daerah Kabupaten Bekasi mencapai Rp80 miliar, belum lagi suntikan dari Pemerintah Kota Bekasi. Tidak sedikit loh, suntikan dana itu. Saya pikir cukup untuk membangun infrastruktur yang kuat. Membangun jaringan baru, dalam satu tahun.
Oke, memang bisa dibenarkan setiap perusahaan wajib memiliki modal besar untuk mengembangkan bisnisnya. Apalagi, sekelas perusahaan yang sudah berusia 41 tahun itu. Butuh kekuatan finance yang kuat. Tak salah para jajaran direksi itu merengek untuk bisa dipasok modal setiap tahun.
Tapi, harus diingat. Seharusnya PDAM Tirta Bhagasasi mampu mempublish pengelolaan keuangannya ke publis. Karena, mereka masih memakai uang masyarakat. Uang APBD. Wajar saja, ketika banyak kalangan memperhatikan sepak terjang perusahaan tersebut. Karena tak sedikit putaran uang tersebut. (*)
Berikan ulasan