Masuk atau Daftar
Bikin Artikel
    • Featured
    • Bekasi Banget
    • #Ocehan
    • Berita
    • Artikel
    Bikin Artikel

    Refleksi Harlah PMII 63 dalam dinamika kampus

    • Tulisan Bekasianer
    • Ulasan 0
    • prev
    • next
    • Bagikan
    • Beri Ulasan
    • Suka
    • Laporkan
    • prev
    • next
    Deskripsi

    Mahasiswa terutama mereka yang di luar, melihat dinamika gerakan mahasiswa di bawah rezim “Reformasi.” Sebagian gundah, melihat gerakan mahasiswa semakin sepi dari aktivis: daripada terjun ke dalam dunia gerakan yang menyita energi, mahasiswa lebih memilih hidup bersantai di kampus, atau mungkin berjualan dan berbisnis. (Bukankah itu lebih menguntungkan? Dan lebih menyejahterakan?) Sebagian gundah, melihat gerakan mahasiswa, yang dari segi kuantitas itu semakin sedikit (atau setidaknya stagnan), masih saja tercerai-berai oleh perseteruan “dalam negeri,” fraksi antarteman, dan tentu saja perbedaan kepentingan. Sebagian lagi gundah, melihat gerakan mahasiswa yang semakin tidak jelas tujuannya. Lihat saja, berapa gerakan mahasiswa yang masih konsisten dengan misi awalnya memberdayakan kemampuan intelektual mahasiswa dan mengasah kepekaan mereka pada realitas sosial? Sebagai bandingan, berapa gerakan mahasiswa yang semakin mendekat pada pusat-pusat kekuasaan, tempat-tempat modal dan kucuran dana mengalir dengan derasnya?

    Berbagai ekspresi kegundahan itu seringkali lahir dari suara-suara orang luar, atau sedikit aktivis gerakan yang benar-benar mengerti persoalan dan masih idealistis. Biasanya, lalu dicarilah penyebab, yang disinyalir merupakan faktor-faktor penyebab mewabahnya fenomena itu.

    Sebagian menilai, kemunduran gerakan mahasiswa itu disebabkan oleh faktor budaya ini pendapat yang sepertinya paling banyak dianut pengamat gerakan mahasiswa. Yang dimaksud dengan faktor budaya kurang lebih adalah faktor yang mengondisikan kehidupan mahasiswa saat ini dari segi-segi kebiasaan, tindak-tanduk, perilaku, atau minat mahasiswa secara individual dan komunal. Kata kunci bagi faktor ini sederhana: “gaya hidup”, atau meminjam kosakata yang sering dikutip, habitus. Sederhananya, kemunduran gerakan mahasiswa disebabkan oleh perubahan gaya hidup mahasiswa itu sendiri karena perubahan lingkungan kultural di mana mahasiswa hidup sehari-hari. Budaya pop sering ditunjuk sebagai biangnya. Pergeseran gerakan mahasiswa disebabkan oleh pengaruh gaya hidup mahasiswa dan aktivis-aktivisnya yang semakin terpesona oleh budaya pop yang, kita tahu, dimotori oleh teknologi-informasi, hiperrealitas media, dan dunia hiburan. Di balik itu semua, bersembunyi pleasure: kesenangan. “Apa saja yang menyenangkan, itulah yang penting”. Secara logis, karena gerakan mahasiswa tidak memberikan kesenangan, minat mahasiswa untuk terjun di sana dengan sendirinya merosot. Cara pandang ini dianut utamanya oleh para pengkaji sosiologi, yang mendasarkan analisisnya pada politik budaya.

     

    Pendapat pertama masih terdengar ilmiah, dibandingkan dengan pendapat kedua ini: teori moralitas. Bila yang pertama melihat faktornya pada hal-hal yang objektif (lingkungan, dst.), yang kedua ini biasanya melihat penyebabnya pada hal-hal yang bersifat etis-moral. Menurutnya, kemunduran gerakan mahasiswa dipicu oleh kemerosotan moral mahasiswa. Bahwa mahasiswa tidak lagi mempunyai moralitas seperti dicita-citakan dari sosok ke-“maha”-siswaannya. Bahwa mahasiswa, setelah dilihat dari perilaku sehari-harinya dan idealisme dalam pikirannya, mengalami “degradasi moral” yang serius, sehingga harapan yang diletakkan di pundak mereka sebagai “anak bangsa” dan “calon-calon pemimpin bangsa” pupus sudah. Biang dari semua ini, bagi pendapat kedua ini, adalah “hedonisme”. Perbedaannya dengan pendapat pertama: bila yang pertama tidak terlalu menghakimi, pendapat kedua ini tidak hanya menghakimi, tetapi juga menyesali. Hal yang disesalkan kerap kali adalah “kurangnya penanaman nilai-nilai agama”, atau “kurangnya pendidikan moral”.

    Pendapat ketiga bisa dikatakan adalah pendapat kaum “romantik.” Hal ini dapat dimaklumi, karena masa-masa mahasiswa adalah masa-masa pencarian diri. Pendapat ini mengatakan, faktor kemunduran gerakan mahasiswa terletak pada dimensi eksistensial, yaitu hilangnya “jati diri” mahasiswa menghadapi godaan pragmatisme hidup. Entah “jati diri” apa yang dimaksud, tetapi yang jelas bagi kalangan ini, mahasiswa telah kehilangan kesadaran akan “keakuan”-nya, sehingga dia mudah kehilangan arah dan tenggelam dalam carut marut dunianya. Ideal bagi kaum romantik ini adalah sosok-sosok mahasiswa yang telah menjadi tokoh dan legenda Mahbub Djunaidi. Legenda karena generasi mahasiswa saat ini dapat belajar tentang “keteladanan sikap,” “pengabdian,” “pengorbanan,” dan lain sebagainya.

    Membaca pengorbanan aktivis PMII yang berjuang dalam spirit keislaman dan keindonesian. Dalam konteks kampus sering dikatakan bahwa mahasiswa yang bergabung dengan organisasi external mendapatkan keterasingan dalam karakter inilah yang menyebabkan alienasi antara kaum organisatoris dengan kaum instan. Kaum instan yang merasa bahwa kaum instan lebih dalam apapun. Padahal Pramoedya pernah berkata didiklah rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan. Sejatinya kaum organisatoris external mampu mengaktualisasikan dirinya yang didapat karena bukan hanya belajar di kampus tetapi melek terhadap problematika sosial. Sejatinya mahasiswa external tidak ada tujuan yang melanggar dari etika kelompok tetapi bagaimana bisa memanifestasikan pikiran progresif. Tetaplah berjuang kader PMII di arus budaya kontemporer dan kompleksitas dinamika mahasiswa.

    "Sesuatu yang diawali maka wajib untuk diakhiri"

    Selamat ulang tahun PMII wadah multidimensi untuk mahasiswa dan alumni.

    Diterbitkan pada
    15 April 2023
    Penulis
    wawan agung
    Kategori
    • Sastra
    • X Kategori (Lain-lain)
    Galeri
    mood_bad
  • No comments yet.
  • Berikan ulasan

    Tinggalkan Balasan · Batalkan balasan

    You must be logged in to post a comment.

    Baca artikel lainnya

    Ribuan Kader GO TRI Deklarasi Dukungan Kepada Pasangan RIDHO Di Pilkada Kota Bekasi

    30 September 2024
    Fajar Merah
    Fajar Merah

    Kunjungan Maestro Musik Klasik ke Bekasi : Bersejarah, Berdampak Luas dan Dalam

    29 September 2024
    hans yogo
    hans yogo

    GO TRI Pasang Ratusan APK Bentuk Dukungan Terhadap Paslon RIDHO Di Pilkada Kota Bekasi

    26 September 2024
    Fajar Merah
    Fajar Merah

    Musik Klasik Digandrungi di Tangerang & Bekasi

    24 September 2024
    hans yogo
    hans yogo

    Ketua Pemuda Lira Bekasi Bersama Vicky Prasetyo Dorong Pemerintah Perhatikan Sarana Rusak Akibat Banjir Rob Di Pemalang

    17 September 2024
    Fajar Merah
    Fajar Merah

    AMS Kota Bekasi Kerahkan Kekuatan Menangkan Tri Adhianto Di Pilkada

    13 September 2024
    Fajar Merah
    Fajar Merah

    Kontestasi Pilkada Kota Bekasin2024, Direktur INSIGHT: Para Paslon Musti Paham Kultur dan Akar Rumput

    2 September 2024
    Rizki
    Rizki

    Suara PKS Berpotensi Ke Gerus, Pemilih Anies Di Kota Bekasi Bisa Merapat Ke Tri Adhianto

    26 Agustus 2024
    Yuanita Zacky
    Yuanita Zacky

    Putusan Makamah Konstitusi yang di evaluasi DPR bentuk nyata Nepotisme

    24 Agustus 2024
    muhamaddikafredikat
    muhamaddikafredikat

    tentang bEKASIANA

    • Profil
    • Tim

    Syarat dan Ketentuan

    • Ketentuan Layanan
    • Ketentuan Konten
    • Ketentuan Pengguna
    • UU ITE
    • Pedoman Media Siber

    PANDUAN

    • Manajemen Akun
    • Manajemen Konten
    • Mengenal Fitur
    • Tips Menulis

    BekasiAna adalah media komunitas yan berbasis di Kota Bekasi, Jawa Barat. Kami hadir menawarkan sesuatu yang baru dalam dunia publikasi lokal. Selamat menulis!

    Mulai Menulis

    @ 2020 – BekasiAna

    Instagram Facebook-f Twitter
    person
    Masuk

    Atau langsung masuk dengan

    Masuk dengan Google
    Masuk dengan Facebook
    personBelum punya akun?
    lockLupa password?
    person
    Bikin akun

    Data personal kamu hanya digunakan untuk keperluan aktivitasmu di BekasiAna. Dengan ini kamu menyetujui kebijakan privasi BekasiAna.

    Atau langsung masuk dengan

    Masuk dengan Google
    Masuk dengan Facebook
    Sudah mendaftar?

    Keranjang

      • Featured
      • Bekasi Banget
      • Facebook
      • Twitter
      • WhatsApp
      • Telegram
      • LinkedIn
      • Tumblr
      • VKontakte
      • Mail
      • Copy link