Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada tahun ini memang terasa berbeda dibanding tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 yang mewabah sejak awal bulan Maret hingga saat ini menjadikan bangsa Indonesia mesti merayakan kemerdekaan dalam suasana penuh kesederhanaan dan keprihatinan.
Semarak Agustusan yang biasanya diwarnai aneka perlombaan dan permainan, kini tak lagi terlihat. Pemerintah menghimbau masyarakat tidak perlu mengadakan kegiatan yang mengundang kerumunan dan keramaian. Seruan ditujukan untuk mengurangi penyebaran virus corona yang masih mencemaskan.
Data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI pada Minggu, 16 Agustus 2020 mencatat ada penambahan 2.081 kasus baru terkonfirmasi positif setelah memeriksa 25.414 spesimen, sehingga jumlahnya menembus 139.549 kasus positif. Korban meninggal dunia sudah mencapai 6.150 orang. Virus Covid-19 telah merebak di semua provinsi dan menyebar ke 482 kabupaten/kota.
Covid-19 telah menjelma sebagai pandemi yang menyebar ke seluruh penjuru nusantara disaat bangsa ini memperingati hari kemerdekaan yang ke-75. Perjuangan tim medis yang berada di garda terdepan melawan virus corona telah menelan korban yang tidak sedikit. Presiden Jokowi secara khusus memberikan penghargaan bintang jasa kepada 22 tenaga medis yang meninggal karena merawat pasien virus corona.
Penghargaan bintang jasa ini diberikan kepada perwakilan 22 tenaga medis yang meninggal tersebut, di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis (13/8). Juru bicara Presiden menjelaskan pemberian penghargaan itu merupakan bentuk duka cita mendalam dan penghormatan tertinggi pemerintah terhadap seluruh tenaga medis yang menangani pandemi Covid-19.
Para tenaga medis yang gugur dalam tugas kemanusiaan merawat pasien corona mengingatkan kita kepada para pejuang bangsa yang mempertaruhkan jiwa raga untuk membebaskan negeri ini dari cengkeraman penjajah. Para pahlawan yang tercatat dalam sejarah maupun yang terlupa nama menjadi pengobar kita untuk berlomba memberi kontribusi bagi perjalanan dan kemajuan negeri.
Pandemi yang melanda dunia menyebabkan kehidupan umat manusia mengalami kepanikan dan menimbulkan risiko sosial, ekonomi, dan psikologis yang bisa hadir tanpa disadari. Indonesia terancam krisis ekonomi seperti yang terjadi di sejumlah negara karena pelambatan yang tak bisa dihindarkan. Negeri ini membutuhkan jiwa kepahlawanan dari seluruh anak bangsa untuk mencegah terjadinya gejolak yang lebih buruk akibat pandemi.
Pahlawan adalah orang yang menanggalkan ego pribadi untuk mengabdi, berkontribusi, memberi manfaat dan maslahat bagi umat dan bangsa. Pahlawan senantiasa rela berjuang dan berkorban jiwa raga, nyawa dan harta, dengan penuh ketulusan demi kemanusiaan dan kebangsaan. Karakter luhur dan mulia pahlawan itu harus menjadi muatan utama edukasi nilai, termasuk pendidikan karakter bagi generasi muda bangsa.
Semangat kita berbangsa menuntut kesediaan diri untuk berjuang dan berkorban membela kepentingan yang lebih besar yakni memutus mata rantai penyebaran virus corona. Kedisiplinan kita dalam mematuhi protokol kesehatan hendaknya dilaksanakan dengan penuh kepatuhan dan kesabaran. Tak pantas rasanya kita mengeluh karena rasa jenuh dan bosan ketika aktivitas kita seolah tak lagi leluasa dan merdeka.
Cara sederhana yang mesti kita pertahankan untuk melawan pandemi corona, yakni senantiasa menjaga jarak (physical distancing), memakai masker dan membiasakan mencuci tangan merupakan sarana guna menangkal penyebaran Covid-19. Yakinlah, yang mudah dan sederhana itu akan menjadi kekuatan luar biasa jika kita melakukan dengan kebersamaan dan kepedulian secara kolektif seluruh warga negara.
Kemerdekaan bangsa ini diraih melalui semangat perjuangan dan persatuan yang tak terbantahkan dari berbagai penjuru negeri. Semangat gotong-royong yang menjadi modal utama mengusir penjajah dapat kita teladani dari para pahlawan bangsa dari Sabang sampai Merauke. Kerelaan berkorban menjadi senjata yang ampuh untuk melawan para penjajah yang menguasai negeri ini ratusan tahun.
Memperingati proklamasi sejatinya adalah mengartikulasikan nilai-nilai kepahlawanan, menumbuhkan jiwa altruisme dan nasionalisme yang menggerakkan semangat memiliki, merawat, dan memajukan bangsa. Bukan malah menjual, melelang, menggadaikan kekayaan dan sumber daya alam untuk kepentingan bangsa asing. Spirit kepahlawanan mutlak dimiliki para pemimpin bangsa sehingga meski dalam kondisi yang sesulit apapun tetap mengutamakan kepentingan rakyat dan negara.
Pandemi memang menyebabkan perekonomian bangsa ini mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen year on year (yoy). Angka ini memburuk dari kwartal pertama 2020 yang mencapai 2,97 persen dan kwartal kedua 2019 yang mencapai 5,05 persen (BPS, 2020). Masyarakat merasakan langsung dampaknya dalam keseharian, penghasilan menurun dan penganguran meningkat. Pemerintah berupaya memberikan bantuan sosial dan subsidi kepada masyarakat untuk mengatasi kesulitan dan menjaga daya beli.
Sejatinya sejumlah langkah yang ditempuh oleh pemerintah dan masyarakat sebagai upaya meminimlisir dampak buruk pandemi corona. Apalagi sampai saat belum bderhasil ditemukan vaksin pencegahnya. Daya tahan bangsa ini sedang diuji oleh virus Covid-19 yang kita semua belum tahu kapan akan berakhir. Resep yang mesti kita jalani adalah meneguhkan semangat solidaritas nasional dan memperkokoh persatuan untuk melumpuhkan keganasan virus corona.
Refleksi peringatan proklamasi kemerdekaan pada tahun ini menuntut pembuktian spirit kepahlawanan dari seluruh warga bangsa dalam menghadapi bencana non-alam wabah corona. Sebagai manusia, kita hanya bisa berikhtiar dengan mengerahkan seluruh sumber daya guna membebaskan bangsa ini dari invasi virus Covid-19. Kini terbuka kesempatan bagi kita untuk menjadi patriot pejuang dikala negeri tersandera pandemi. Sebab, kita menyadari bahwa Indondesia merdeka berkat rahmat Allah SWT dan perjuangan para pahlawan bangsa.**
Berikan ulasan