Saya memilih menemani republik yang tengah berjuang menjaga keselamatan persalinannya. Memberi energi untuk jabang bayi yang kelak lahir sebagai anak kandung republik. Lelaki atau perempuan, berkulit sawo matang atau hitam sekalipun bukan untuk dipilah; sebab semua bayi tak pernah memilih (!).
Tangis pertama bayi republik haruslah tetangisan sukacita, bukan dukalara. Saya bertanggungjawab untuk mengenalkan kepadanya apa itu kehidupan diluar rahim suci. Selanjutnya biarlah ia tumbuh menjadi manusia utuh akan akalbudinya. Manusia yang merdeka sejak dalam pikiran (!)
Republik hamil tua. Setua perjalanan republik yang pasang surut, kokoh dan gontai, tegar hingga sungsai. Adakah anakanak republik membayar tuntas dengan kesetiaan dan cinta yang alang kepalang (?)
Hen Eska
Berikan ulasan