Risiko Kader Dadakan di Parpol Menurut Akademisi, Ternyata…

Bagikan

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on email
ilustrasi / net

Fenomena kader dadakan di partai politik (Parpol) dinilai kalangan cenderung loyalitas terhadap partai rendah. Hal itu yang memicu banyaknya kepindahan kader antar partai ke partai yang lain.

“Kalau kader dadakan itu risikonya loyalitas terhadap partai rendah, sehingga kalau terjadi konflik dia sangat mudah lompat atau berganti partai,” kata akademisi Unisma 45 Bekasi, Harun Alrasyid, Jumat 27 November 2020.

Baca juga: Sepak Terjang Nur Supriyanto di Mata Ahmad Syaikhu

Harun mengaku, ada dua tipe kader dalam partai politik. Pertama, partai berbasis kader, yang polanya dibangun dengan sistim rekrutmen selektif. Partai membuat sistem pendidikan kader dari bawah untuk menyiapkan kepemimpinan ke depan.

Kemudian, yang kedua, kata Harun, berbasis massa. Dalam tipe ini kata dia, partai sangat terbuka bagi siapapun untuk masuk rekrutmen. Sehingga, tidak dipenuhi unsur basis kaderisasi yang kuat. “Risikonya kalau ada masalah bisa lompat,” katanya.

Baca juga: Banyak Kader Dadakan, Dua Kader Muda Ini Diprediksi Jadi Tokoh Partai di Bekasi

Menurut Harun, partai dengan basis kaderisasi kecil kemungkinan ditinggal kadernya. Meski ada beberapa yang memilih hengkang, presentasenya kecil, dibanding dengan kader dadakan.

“Ada beberapa partai yang masih menjaga basis kaderisasi sebagai proses rekrutmen kepartaian, dan itu terbukti masif,” katanya. (dan)

Berita lain