Banjir yang melanda wilayah Kota Bekasi membuat berang sejumlah mahasiswa. Alhasil, ratusan massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bekasi geruduk kantor Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi.
Kedatangan mahasiswa kali ini meminta pimpinan dinas BMSDA Kota Bekasi mundur bila tidak mampu meningkatkan kinerjanya. Sebab, banjir sampai sekarang menjadi momok menakutkan bagi warga Bekasi.
Baca juga: Warganya Kebanjiran, Wakil Wali Kota Malah Urus Maggot
“Kalau di tahun 2020 titiknya berjumlah 64 titik, tapi kalau di tahun 2021 sekarang jumlahnya menjadi 94 titik, ini bukan musibah lagi, tapi penurunan kinerja yang ada di BMSDA,” kata Kordinator aksi, Erik Julianto, Senin 22 Februari 2021.
Dampak banjir kali ini kata dia, sangat besar. Erik mengaku, ada korban jiwa berserakan akibat terbawa arus. Kemudian, ekonomi masyarakat drop karena usahanya terendam banjir.
Baca juga: Hujan Semalaman, Bekasi Banjir Lagi
“Sesuai dengan aturan Pasal 6 UU 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, maka pemerintah harus bertanggungjawab untuk pemenuhan hak masyarakat akibat bencana,” imbuh Erik.
Dia menduga, banjir ini dipicu karena banyaknya bangunan beton yang mengakibatkan serapan menjadi sempit. Hingga akhirnya air meluap ke pemukiman warga lantaran tidak ada ruangnya. “BMSDA gagal melakukan penanggulangan bencana banjir, kalau tidak bisa kerja lebih baik mundur,” katanya. (dan)









